Dalam pemerintahan Kerajaan Kutai Martapura dari tahun, 350-1605, yg beribukota di Muara Kaman, Kota Bangun diketahui bahwa wilayahnya bernama NEGERI PAHA meliputi daerah : KEHAM., KEDANG DALAM, KEDANG IPIL, LEBAK MANTAN, LEBAK CILONG.
Negeri ini setingkat Propinsi dipimpin seorang Mangkubumi (Adipati Wilayah), suku ini disebut Suku Kutai Kedang (Orang Adat Lawas) adapun pimpinannya berigelar Sri Raja (Raja Kecil) dan Sri Raja terakhir bernama Sri Raja TALIKAT merupakan kerabat Raja di Muara Kaman, dan memerintah di ibukota Keham sampai sekarang masyarakat Adat Lawas masih mendiami daerah tersebut diatas.
Dalam pemerintahan Kesultanan Kutai Kartanegara beribukota di Kutai Lama/Jembayan dan Tenggarong, dari tahun 1605-1900 setatus Kota Bangun mengalami perubahan bahwa wilayahnya disebut wilayah Kesutaan dan Ibukotanya berada di Muara Sungai Kedang Murung disebut Telok Gelumbang, dan batas kampong pada waktu itu sampai ke Tanah Pindah adapun SUTA pertamanya bernama SUTA SRI BANGUN adalah kerabat Kesultanan Kutai Kartanegara dan seterusnya bahwa suta yang terakhir bernama RONGGE gelar SUTA KANAN, wilayahnya meliputi : PELA, KEDANG DALAM, KENOHAN, LEBAK MANTAN, KEDANG IPIL, LEBAK CILONG, LIANG, KEHAM, SEBEMBAN, KUYUNG, ENGGELAM, MA-UWIS.
Asal usul penduduk Suku Kutai Kedang yang mendiami wilayah Kota Bangun dan sekitarnya berasal dari rupun Ras Duentro Malay, yaitu percampuran suku Kutai Pantun dan dayak Benuaq-tonyooi (Benuaq-Tunjung) di Keham asal dari Sungai Ohong, yang menjadikan logat bahasa Suku Kutai Kedang mengalunkan Nada yang bergelombang.
Misalya bahasa Indonesia “Tidak”, Bahasa Kutai “Endik”, Bahasa Kutai Kedang “Inde”………tegas alas gelombang……………………….
Dalam tahun 1900-1940, Kota Bangun menjadi Wilayah Districe Hoofd dalam Jaman Penjajahan Belanda, Ibukotanya Bernama Kota Bangun pimpinannya diberi Jabatan Kepala Districe, pertamanya bernma Aji Pangeran Bendahara (1900-1903) dan Kepala Disterice terakhir bernama Aji Bambang Daut tercatat sebanyak 18 orang yang sempat menjabat kepala districe di Kota Bangun.
Sedangkan dari tahun 1940-1946 wilayah Disterice Hoofd Kota Bangun dijadikan Wilayah Guncho oleh pemerintahan Penjajah Jepang dan Guncho pertaman dijabat oleh Aji Bambang Sjaifoeddin Gelar Aji Raden Tirto Wijoyo (1940-1945) dan digantikan oleh Guncho terakhir bernama Aji Raden Aploes gelar Aji Pangeran Aploes (1945-1946,
Pada Tahun 1946-1951, Kota Bangun menjadi Wilayah Penjawat dalam pemerintahan Sawabraja Kaltim dan sebanyak 6 orang yang pernah menjabat Kepala Penjawat di Kota Bangun dan yang pertaman bernama Baharoeddin gelar Mas Jaya Poerwonoto (1946) dan Pds. Kepala Penjawat terakhir bernama Mohammad Seman gelar Mas Jaya Muda (1948-1951).
Masa pemerintahan Daerah Istimewa Kutai dan Peralihan Propinsi Kaltim dan Kabupaten Daerah Tingkat II Kutai, Kota Bangun menjadi wilayah Kewedanaan dan sebayak 9 orang yang pernah menjabat Assisten Wedana dari tahun 1952-1966, dan Asisten Wedana pertama bernama Mohammad Syarif gelar Mas Noto Djaya Moeda (1952-1955) dan yang terakhir dijabat oleh Mukidjat dari tahun 1965-1966. pada masa itu Kenohon menjadi Kecamatan terpisah dari Kota Bangun. Dan Kota Bangun pun menjadi Kecamatan dalam wilayah Kabupaten Kutai sampai dari tahun 1967 dan sekarang 2008 dalam pemerintahan Kabupaten Kutai Kartanegara Camat pertamanya Aji Bambang Hassan Basrie (1967-1968) dan sekarang dari 2006- oleh M.Syamsie Juhri,S.Sos.MM. jadi dari tahun 1900 sampai 2008 sebayak 50 orang yang pernah memimpin Kota Bangun. Dan wilayahnya sudah meliputi 20 Desa. Bagaimanapun salah satu catatan kongkrit mengenai pemerintahan di Kota Bangun tertuang dalam sebuah surat dari Resident Der Zuiderent Dester Afdelingen Van Borneo No. 506/C-34-2 tanggal, 11 Maret 1924. sekarang Kota Bangun menjadi Ibukota Kecamatan yang memiliki, Luas wilayah 1.143,74 Km2 dan terdiri dari 20 Desa. Sebenarnya usia Kota Bangun 108 Tahun maka untuk mengenang jasa-jasa para pendahulu, sdra Jemai berinisiatif agar seni budaya di kota bangun jangan sampai hilang, melalui Organizer Multi Pemuda Kutai melaksanakan kegiatan Seni Budaya ini setiap tahun.
Kota Bangun merupakan salah satu permukiman tertua di Kabupaten Kutai Kertanegara, selain itu juga ada daerah Kutai (Kutai Lama), nama kedua daerah ini sudah ada disebut di dalam Hikayat Banjar yang bagian terakhirnya ditulis pada tahun 1663. Kota Bangun merupakan asal daerah Raden Aria Dikara ayahanda Gusti Barap, isteri Panembahan di Darat (mangkubumi dari Sultan Inayatullah).
23 komentar:
i like koba
saya tinggal di koba
SIP DAH . .
pacar saya orng kota bangun tepatnya tinggal di desa KEDANG MURUNG
Kota bangun memang hebat
asslammualikum,
saya senang dan bahagia menemukan blog ini, semoga blog ini dapat menjalin komunikasi.
saya bariq nata bin ronny nata bin azaminata bin Baharoeddin mdpnata
Saya adul bapak saya asal tanah pindah tepian teboer koeta bangune
Q urng kota bangun ge
menarik ini sejarah Kerajaan Kutai Martapura.
Keren blog ini..ada backsound nya...:)
Kota bangun kota tercinta dan ada jembatan martadipura..mirip jembatan mahulu yang ada di samarinda...
Urang Kutai Loleng :D
Mun Pela lawas & Pela baru behesa nya benjer..
Apa inde pakai behesa kutai yoOo.. :D
Aku sayangkan nya..
Rappak liang sampai kampung pasar..
Nade benyak kana pakai..
Cobe di olah kabon saneh..
Lumayan tu..
Tapi uje urang tuha ge..
Wadei ngia hak..
Dah copa hidup nyaman. :D
Nade ngepai ge su...
Inde lawas keroan side mati ge... :D
Kita hak pulang ndiemi saneh...
Behuma, tegeknya mau hak bulih...
Mun inde bawa merawai, mun kenanya ranam tuhur mambal jukutnya...
:D
sama sama hak etam ncari informasi ngeli kesah ye hilang supaya kesah etam depat sama dengan urang lain
inde etam hanya nengari kesah urang luar, tapi etam depat kesah juge
Ada gak kronologi sejarah kerajaan pernah ada bediri di daerah Kota Bangun ?
dan kronologi jalur bandara yang batal di bangun ?
Mantap lech kesah side ni..Urang Mpial Loah Pondok Hadir
Rindu Tanah kutai
he da tu leh, jenaka maha , ndi usah prcaya
haha rame kali keroanan side ni
Urang kutai mana suaranya.. . .
Nyawa dari Kadang Murung ;)
I love kota bangun , jukut pije, ranam, kabon, jamban :D
cah ku kanak.. budi deng penyan..
Ade nadde asal usul kampung tanah pinde?
Tolong bagi referensi untuk keperluan penelitian. Terimakasih.
Posting Komentar