Pages

Senin, 15 Agustus 2011

Istana Raja Dayak Penihing "belum tersentuh manusia"

*Cerita ini saya kutip dari sebuah Blog di Internet.

"Juli, 2006. Tanpa sengaja aku bertemu kawan lama. Mas Ahmadi dari komunitas BlueGrass. Pertemuan di warung nasi goreng itu berlanjut dengan bercerita tentang pengalaman masing-masing. Kawanku ini mantan Anggota Pecinta Alam yang sampai sekarang masih suka keluyuran kemana-mana. Saat itu, dia sedang gandrung dengan penjelajahan Kalimantan dan studi tentang suku-suku dayak. Banyak sekali kisah menakjubkan yang kudengar darinya waktu itu. Salah satunya adalah tentang harta karun sejarah dan kebudayaan salah satu kerajaan suku dayak yang sampai sekarang belum terjamah.
Di ujung pertemuan, kuminta dia mengirim tulisan perjalanannya ke emailku. dan inilah copy email yang dikirim padaku tertanggal 3 juni 2006."

Di hulu Sungai Mahakam ada peninggalan Kerajaan DayakPenihing, Berupa Tower batu setinggi 150m - 200m, yang tadinya di jadik Raja penihing beserta keturunanya. Lorong masuk satu satunya kedalam Tower tertutup batu besar, untuk memasukinya tinggal dua cara,  menggunakan Helycopter ke puncak cerobong tower batu, atau dengan jalan panjat tebing. Mungkin menarik untuk diteliti lebih jauh, karna peninggalan beserta singasananya masih belum tersentuh manusia diluar Istana batu.
Latar belakang ( dari hasil wawancara dengan Tetua adat Dayak Penihing pada tahun 1996 dan Buku Ekspedisi Muller 1886)

Raja Penihing adalah salah satu Raja terkaya di hulu sungai Mahakam, tonggak perekonomian utama disokong hasil sarang Burung dari gua2 sarang burung di kawasan kars wilayahnya. Pada Abad XVlll barter sarang burung sudah merupakan barter Ekslusif. Letak kerajaan di kawasan perbukitan batu kapur nan terjal tersebut juga sangat mendukung pertahanan alamiahnya, sangat menyulitkan pihak yang akan menaklukan Kerajaan Penihing.

Namun tak lama setelah Kerajaan Kutai menaklukan para Raja Suku dayak sepanjang aliran mahakam sampai keperbatasan Serawak, Kerajaan Penihing yang menempati daratan Kars sejauh -+ 30km dari tepian Mahakam menjadi target terakhir Raja Kutai.

Istana Kerajaan Penihing berupa tower batu dengan lobang besar berbentuk cerobong dari atas sampai kedasar tower. Pintu masuk hanya satu, berupa lorong horizontal didasar Tower yang kini masih tertutup batu besar.

Pada saat sebelum penyerbuan Pasukan Kerajaan Kutai, Raja Penihing beserta Prajuritnya telah menutup dengan batu besar lorong masuk kedalam Istana batu. Dengan harapan kalau Raja penihing beserta Prajuritnya berhasil mengusir Pasukan Kutai, maka batu besar penutup lorong tersebut akan mereka buka kembali dari luar.

Raja Penihing lalu membawa pasukanya mencegat Laskar Kutai dari kejauhan, menjauh dari perkampungan rakyat Penihing dan Istana batu. Tindakan Kekhawatiran kalau kalah lalu di jarah, memang berhasil membuat Laskar Kutai pulang dengan tangan Kosong. Namun juga menyimpan tragedi bagi keluarga penghuni Istana Batu. Raja penihing beserta Prajuritnya gugur dan sampai kini tak seorangpun membuka pintu masuk berupa batu besar tersebut. sementara rakyatnya pada saat penyerbuan kerajaan Kutai melakukan Eklsodus ketepi Sungai mahakam.

Peristiwa diatas terjadi sekitar Abad XVlll. Setelah Raja Dayak Sumbang Lawing kalah dan dipenggal kepalanya oleh utusan Raja Kutai ( Sampai sekarang kepala Sumbing Lawing masih tersimpan dalam Keraton Kutai Kertanegara di Kota Tenggarong).

Pada tahun 1993 saya mendekati Istana Tower Batu tersebut, setelah selama tiga hari melintasi perbukitan kars yang cukup terjal. Usai survey awal untuk memastikan titik lokasi, saya langsung balik ke Malang. Lalu pada tahun berikutnya dengan Alat panjat tebing saya kembali berangkat ke hulu Mahakam. Namun didesa terakhir saya sempat diingatkan seorang kawan dari Malang ( yang menikah dengan anak kepala adat Dayak Penihing), setiap kematian harus ada ritual pemanggilan roh nenek moyang dan ritual pelepasan roh, saya diperingatkan untuk mengadakan ritual itu terdahulu, apabila berkeinginan memanjat Tower Batu tersebut.

Karna keluarga kerajaan tower batu yang meninggal terkurung di istananya tersebut, sampai saat ini upacara kematiannya belum dilakukan oleh rakyat Penihing. Saya mundur dan mundur karna upacara tersebut tidaklah murah biayanya bagi saya saat itu, lagipula saya belum punya jalur " diberikan kepada siapa penemuan tersebut jadi berarti."

Sampai akhirnya pada tahun 1998 saya mendapat kabar ada perusahaan kayu dengan Helycopter mendekati Tower batu tersebut. Bahkan sempat Turun vertical kedalam Cerobong Tower, namun kekhawatiran pimpinan perusahaan ( ikut dalam rombongan tersebut ) akan adanya ular besar didasar cerobong, membuyarkan semuanya.


cerita diatas tujuanya jelas untuk menggugah darah petualangan para pembaca dan mungkin ada yg minat mendanai ekspedisi mengungkap misteri tower batu tersebut

Sekian.....

Sumber: http://klewang.multiply.com/journal/item/69

7 komentar:

  1. Dengan hormat,

    Saya Ivan Taniputera dari Surabaya. Sedang menulis buku mengenai sejarah kerajaan-kerajaan Nusantara. Oleh karena itu saya sangat tertarik dengan sejarah lengkap kerajaan Dayak Penihing di atas. Jika memungkinkan adakah kiranya yang dapat menginformasikan saya data-data mengenai kerajaan di atas? Seperti silsilah lengkah dan riwayatnya. email saya: ivan_taniputera@yahoo.com. No HP saya 0816658902. Sebelum dan sesudahnya saya ucapkan beribu-ribu terima kasih. Salah hormat selalu, Ivan Taniputera.

    BalasHapus
  2. itu betulan ada kah, tpatnya didaerah mana....
    jd pnasaran pengen tau

    BalasHapus
  3. Benar ada Kah, Di Daerah Mana Ya, Pengen Tau ni,,

    BalasHapus
  4. Mohon maaf sebelumnya untuk saudara penulis. Saya asli dari kampung long apari dan saya adalah Dayak Asli Suku Aoheng yg di sebut Penihing. Setelah saya membaca karya saudara saya jadi pngn tau lebih dekat dengan saudara dan saya jd penasaran siapa aja nama Tokoh dayak yg di ulu mahakam yg saudara pernah kunjungi untuk dapatkan informasi ini. Saya anak asli long apari naik gunung turun gunung tembus negara tetangga tapi saya blm pernah menemukan tower yg saudara sebutkan dlm tulisan saudara. Dan pahlawan kami dayak penihing tdk pernah Tumbang di tangan kerajaan kutai sampai detik ini. Bahkan saya ingin saudara penulis kembali kesini lagi dan menemui saya agar kita bersama pecahkan masalah ini di tempat saudara pernah kunjungi di ulu mahakam. Saya asli dari Ulu sungai Mahakam kampung long Apari kabuoaten mahakam ulu yg barh mekar darri kabupaten kutai barat beberapa tahun lalu. Terimakasih.

    BalasHapus
  5. https://www.beritamahulu.com/
    media seputar kabupaten mahakam ulu

    BalasHapus
  6. saya asli putra keturunan keturuan ketiga dari keturunan raja pertama dayak penihing dan saya jga .bagian dari keturuan darah biru raja besar dayak penihing generasi ketiga diman saya sedikit banyak tau tntang cerita sejarah perjalan suku saya.yaitu dayak penihing./atau yg dikenal dengan sebutan dayak aoheng .

    BalasHapus